Ride to Pura Parahyangan Jagatkarta

Seperti yang saya tulis sebelumnya, saya rencana ikut Le’tape Indonesia. Perlu latihan nanjak! Akhir pekan lalu, saya dan tiga rekan lain ke situ dari Sentul City naik sepeda! Total 55K pp.

Letaknya di Tamansari,Bogor, di kaki gunung salak. Menuju Pura, berat banget! Tanjakannya sadis! Sampai di atas sejuk banget udaranya! Dan jangan lupa, mampir di warung makan depan pura. nasi merah sambal kecombrangnya enak banget betttt!

Sejujurnya, saya baru tahun lho Pura ini ada. Kayaknya dulu Anta, teman kuliah S2 yang beragama Hindu-Bali pernah sekilas cerita, tapi ngga nyimak banget.

Oh ya, karena kami bukan Hindu, tidak boleh masuk melebihi gerbang di atas. Tapi kalau lihat foto di google, bagus banget. Namanya juga di puncak ya. Pura ini juga terbesar kedua setelah Pura Besakih.

Senang banget sih, cuma yang sebel trafficnya emamg! Mana saya takut turunan, belum harus sigap sama angkot, motor dll yang lewat.

The Struggle is Real
(Kayak)
PaspFoto Keluarga Besan :))
Enak Banget gilaaaaaa!!!!

Bike To Work

Dari waktu di Midplaza, or to be precise, dari waktu punya Road Bike, saya sudah kepikiran mau bike to work! Biar kek’ saudara saudara di Belanda…#halah.

Alasannya, begitu saya turun dari Stasiun Palmerah, saya saya sangat kesulitan cari feeder. Alternative ya kalau ngga taxi (harus patungan, kalo ngga mahal, at least IDR 25,000/trip) atau ojek (IDR 15K/trip). Tahun segitu belum ada Ojek Online apalagi Trans Jakarta. Apalagi kalau hujan, bubar semua. 

Tapi pelan pelan, transportasi umum membaik ya. Saya sendiri sih lebih bertekad pakai Trans Jakarta saja daripada ojek online. Sama saja seperti ojek pangkalan, bikin macet karena mereka menumpuk di jalan.

Jakarta Hijau

OOT dikit, saya heran lihat orang-orang, yang memperlakukan transportasi berbasis aplikasi online ini sebagai supir pribadi. Masih di Stasiun Kebayoran sudah mesan ojek , atau masih di kantor belum rapih-rapih, sudah mesan ojek, suruh supirnya nunggu di jalan bermenit menit. Sinting kalian! Kalo hidup lau pada sulit, gw ngerti deh kenapa! Ngga usah play victim!

OK anyway, balik lagi. Selipan nge-gas.Seiring dengan membaiknya transportasi umum Trans Jakarta, yang frekuensi busnya lebih sering dan busnya bagus bagus, saya perlahan tapi pasti melepaskan ketergantungan sama ojek online ini lah. Rute bus Trans Jakarta bertambah, sehingga saya bisa naik TJ dari stasiun Palmerah ke kantor. Tinggal jalan 10 menit. Hitung-hitung olahraga.  Ini bisa nge-cut expense saya lumayan banyak bahkan nge-cut tummy line saya lho! Serius!

Sampai…tetangga saya bilang 

“Kita kalo ikut le’ Tape ngga bisa deh ngandelin sepedahan weekend aja. Harus bike to work nih!”

Jadi, saya dan tetangga saya, Bulan April besok join race sepeda. Le’Tape Indonesia namanya. Cek link saja ya gan!

Baru deh kepikiran cita-cita lama! BIKE TO WORK! Buat selingan latihan sepeda.

Kebetulan saya kenal  rekan –rekan Rocketers Indonesia yang memang menjadikan commuting with bike, sebagai lifestyle mereka. Toh di kantor memang ada shower room buat karyawan yang mau olahraga di pagi hari / pulang kerja.

Saya juga Tanya-tanya sama teman kantor yang bike to work. Berikut list yang diperlukan kalo mulai B2W an

  • Lampu sepeda depan dan belakang. Lampu belakang sudah punya, tinggal lampu depan. Rechargeable LED BICYCLE Lamp minimal 10W (edited: lebay amat 400). Fungsinya kalau penerangan jalan kalau gelap.
  • Gembok sepeda. Saran merk Abuss, tapi saya cari kemarin ngga ketemu. Pake yang ada aja.
  • Jaket kedap air berguna di musim hujan kaya gini. Waterproof dan wind breaker.
    Tools sepeda, ban serep dan adapter ban dalam dan Waterproof bag. 

Dari list di atas, yang saya tidak punya Cuma LED Bicyle lamp aja. Beli di Rodalink harganya sektiar IDR 400K. Sisanya punya lah, karena kan anaknya suka ngetrail dan memang nge-road bike…#halah.

OH, adapater ngga punya dink,belum sempat beli . Adapater ini dibutuhkan karena ban dalam untuk road bike, pentil buat mompa ban-nya kecil. Jadi kalo seandainya ban kurang angin, harus dipompa pinggir jalan, ya butuh adapter ini.

Pertama kali bike to work, duh saya komat-kamit doa. Emang ngga santai traffic Tangsel-Jaksel, tapi manageable lah. Kalau memang minta jalan, kasih tangan bilang terima kasih sebagian besar pengguna jalan appreciate, ngga klakson terganggu, semoga begini terus ya.

Hahahah. Saya sih percaya banget treat people the way you want to be treated. Bahkan pernah mau nyebrang (gotong sepeda) dari depan Senayan City, sopirnya TJ berhenti, padahal harusnya saya yang kena lampu merah.

Sampai saya nulis ini, udah 3x bike to work, sekali aja bike to home. Tenang, saya selalu dikawal kok. Jujur belum berani sendirian.

Sehingga saat ini meja kantor isinya :

  • Sabun mandi …tentunya…
  • Facial oil, merek Biore
    Bedak bayi, ini buat menyerap kaki basah karena hujan atau keringat,
    Body lotion and cologne. Saya pernah baca di twitter, kalo membalurkan lotion langsung pake cologne hasilnya stay agak lama, Kayaknya ngga terbukti di saya sih. Hahhaha
My body care at office desk
  • Oya, gimana baju gantinya? 
  • Saya bawa sehari sebelumnya. Baju kerja, jilbab dan handuk. Jadi backpack ngga berat pas sepedahan. Bedak and lipstick disimpan juga di meja kantor, biar ngga demek-demek amat. Siapa yang bike to work juga di sini? Cerita donk!

    Lucu ya Bag packnya?

    Recap : Tour De Ambarukmo 148K

    Lanjutan dari cerita ini, yeah…since I bought my bike 3 years ago, participating in a cycling tour was one of my dream. Alhamdulilah, kesampaian!

     It was granted on July 22nd 2017. The purpose I visited Jogja after 10 years! Sport event so-called-racecation is always special for me. this time, I did with some of my Bintaro Trojan Runners friends. There was Ira- Rahmi, who was home since lebaran (she lives in Saudi Arabia, nooo…not TKW) and “farewell” with Imel who would leave  for negara paman Sam , in the next two weeks. 
     I Did my first bike tour strolling at the other part of this beautiful country.  Tour de Amabarukmo 148 K which was devided by 5 stages. tiap stages  ada pit stop,makanan minuman yang mana menurut saya berlimpah ruah. Segala ada kecuali jodoh!

    knowing that I’m suck at endurance, I was planning to stop after 2nd stage (75 K) 

    But the view, the crowd and the friends were great, I decided to continue. however, I didn’t ride the whole 148K. 

    Beware, this gonna be a looong post!

    Start from hotel Royal Amabarukmo, at 5.30 am. Flag off by  Sri Sultan X himself!!! oh em geee, gw mau selfie agak keder sama banyaknya peserta. gangu juga sih!

    So, here we go.

    First stage 34K
    hotel – kantor kelurahan Bumirejo Kulon Progo.

    Saya tidak faham Jogja ya. But here’s the route! Straight all the way to Monumen Tugu, turn left to the famous Jalan Malaiboro, saw Beringin Kembar, keraton menuju Kulon Progo.  Agak sebal pas daerah luar kota ini, saigan sama kendaraan lain. Rute masih menyenangkan sih overall. Keluar kota pemandangan sawah kiri kanan. Duh saya ingin stop foto foto! Kenapa pada serius pisan! 

    Second Stage 36K

    Kantor kelurahan Bumirejo – Terminal parang tritis Bantul.

    THIS IS MY FAVORITE STAGE! The kampung view, it was cloudy and foggy, flat route and OH MY GODNESS! INDONESIA is Dangerously BEAUTIFUL!  Saya ride santai, ketemu Dewi, teman waktu ikut Batam Triatlhon dulu. ngobrol sepanjang jalan lalu dia pamitan dan menghilang! I’m too slow for serious cyclist like her. Beberapa kali nyeletuk : 

    “Stoppp yuk! Gw pengen foto foto!”

    Dianggap lalu sama rekan-rekan BTR! Cih! Namun akhirnya Acha mengamini keinginan saya. jadi deh kita foto di sini! Gambar atas.

    Ntah dimana. 

    then an ambulanxe  stopped 

    The officer : “ibu butuh bantuan?

    Gw : ngga mau foto foto aja

    The officer : (mungkin dalam hati) *NGOK!*

    After this, we regroup with Abi and Mbak Ira Ciray. This another Ira is over 50 years old and soooo damn strong!!!! I envy her stamina! 

    Another thing,

    Waktu daerah pantai ini, ada momen  keren banget tapi saya ngga berani foto karena takut ganggu pleton dan bisa jatuh.

    jadi kita bikin pleton dua dua, dengan road captain yang pakai baju kuning di depan 4 orang. daerahnya lurus, berpasir, mendung! Ah! Macam di luar negeri!!! 


    Daerahnya seperti gambar di atas. diambil dari Facebook Tour De Ambarukmo. Kebayangkan mendung dan foggy nya?

    Tapi akhirnya saya lepas dari pleton. ngga kuat dan….pengen foto foto lagi! Hahahahah! pitstop kedua di Terminal bantul Parang Tritis. This is my first time visiting Parang Tritis  Beach ( selfie pic with Acha)

    Group photo

    THird  Stage 22K
    Parang tritis – Omah Kupu Panggang Gn. kidul

    This the scary stage! Scary because yaaa ampun nanjak ajaaaa gituuuuu! Oh em gee moment! 

    It was a steep- wadef*kwasthat-  hill in Panggang-Parangtritis (after second pit stop) all my dengkul,otot paha and sprocket 28 gears gave up 🤣(pembelaan kaum lemah, kakek2x naik sepeda lipat juga ada). 

    Many cyclists fell down, trying to conquer the steep hill. they also get cramp. Me? Off the bike I was! nuntun!Salah saya juga, sudah diingatkan buat ganti sprocket sepeda dari 28 ke 32 menunda-nunda terus. Barangnya sendiri susah dicaripun. Pas butuh, habis stocknya! #kzl


    Ira ciray – kiky – aby 

    Daerah ini,  jalur untuk merebut gelar King/queen Of The Mountain. yang sampai duluan yang menang!  Gw akhirnya nyerah 1K menuju finish KOM ini. Diangkut! Liat sepeda yang lebih keren dari saya aja pda nyerah! Lahh…habis marshal pada nawarin

    “Bu, mau diangkut saja ngga?” 

    Bah! Luluh juga! 

    I was  evacuated by comittee car until King Of The Mountain area, kira-kira daerah paling tinggi lah. Since this is a tour, I may continue the journey. I was looking for the pick up car who took my bike. lucky I found it right away in that crowd. I think the course was friendlier, I continued the rest of third stage to the 3rd pit stop. it was very fun with rolling track! I made new friends along the way. And I did my most favorite thing during race taking selfie with local kid! The most sincere cheerleaders! 


    Arrive at Omah Kupu around 12 pm (almost 6 hours biking by that time). ICH HABE GROßE HUNGER! Lapaarrr malih!!! I took pop mie and  bir pletok! Oh my God! Taste so good! 


    fourth stage 42K

    GUnung Kidul – Candi Prambanan

    On the fourth stage, It was a very steep- downhill. I freaked out in less than 10 minutes! Nangis bok! Clueless what to do next as I didn’t see any support car. Tapi namanya rejeki anak sholeh…suddenly there was a sound behind me

    “Mbak kiky kenapa?”

    “Saya takut turunan pak!” (Takut mati)

    “Mau naik mobil saya saja?”

    Haleluuuyaaa! 

    Wonder how did he know my name? Our bib number with complete name must stick on the back of our jersey! 

    Well, in short, I put my bike on his rented pick up. Then continue the rest of fourth stage with the car (ada supir juga) He and his son were also participating on the event. He gave up after the third pit stop and he was guarding, Aji, his only child. Duh, saya mau nangis ngebayanginnya. Orangtua sama anak tuh  apa saja dilakukan ya! Even small thing like this! Of course we made talk during the trip. Bapak ini kerja di salah satu BUMN di Pulau Batam, sudah berdinas di sana selama 12 tahun. He really understand the whole system so  I asked : 

    “bapak Direktur ya di sana?”

    “Yah, begitulah mbak. Karyawan yang harus mengerti semuanya!”

    Meniii humble pisann si bapak, teh!

    Aji is quite a strong cyclist. Dia ngga pakai sepatu sepeda tapi speed nya sangat baik sehingga dengan mudahnya menyusul cyclist di depan (sehingga saya tidak terlalu lama di mobil….laparrr bok!) Anyway, Pak Luthfi (his name) ini berharap cucu, dia meminta saya menyelipkan doa untuk ini jika Allah berkehendak! Amin pak! Semoga segera! 

    selama perjalanan ke Candi Prambanan, saya membatin:
    “Sudah jam 2! Teman teman yang lain sudah selesai nih. Sudah pada istirahat di hotel” but when I arrived in Candi Prambanan…


    SUNGGUH AKU TERHARU!!! PADA NUNGGUIN SAYA DEMI BISA FOTO DI SITU!!!

    And my beloved, sapi bule was also waiting for me



    Fifth stage 14K

    Candi Prambanan – Hotel ROyal Ambarukmo 

    Then continue the whole 5th stage until the finish line. Jogja’s traffic was not friendly at all by that time!  Finish at 4pm! 


    It was my longest ride to date with so many stories to brag! 

    One bucket list ✅

    With all the support from both my (real) family and extended ones ,  who understand this slow kerbau and patiently waiting for me in Candi Prambanan area for more than 1 hour – sampai- diusir -satpam.

    I love you! you know who you are!!!

    Strava screencap is on the map and elevation course taken from Ashar’s.

    Btw, do you know that this Governor was also a participant?


    Taken from TDA facebook. 

    Keren banget pak Ganjar yaa!!! Istrinya pun rajin latihan nanjak lho!!! 

    Anyway, along the friendly tracks I keep humming

    “…

    Musisi jalanan mulai beraksi

    Seiring laraku kehilanganmu

    Merintih sendiri

    Ditelan deru kotamu …”
    .

    Tetap gendut, tambah hitam muka penuh pasir I dont careeeee!

     

    Flashback 

    i’ve been doing sport since I was a kid (swimming course twice a week, softball, basket ball) but never do it seriously. Just to kill my ABG time (I lived with my parents and they had two helpers, nafff said!)
    Anyway,i’ve done races here and there since 5 years ago. and as I read my late post, how I conquer my first 10K race, then my virgin Half Marathon, the Triathlon then Marathon … i went like

    “Ya elahh Ky…10K aja meni lebay pisan!”

     segala takut kram, kepanasan, dll dll.

    the night before my first 10K, I cant sleep.   macam anak SD mau dharmawisata saat itu. Too overwhelming. 

    yang sudah ikut half ironman race waktu saya posting race pertama  10K ngikik kali ya? (Anyone?)
    Aber so, if I read my virgin triathlon race recap, still somehow I am proud of myself. bihiksss…
    I only had my bike for 3 months, never been on open water trail until one day before race day, not using cleat for my bike, yet…I managed to squeeze the obstacles. Not in good timing, of course! But still! Do Count any female with hijab doing Triathlon on that year 😉 

    And owh, there are several races that I also met my readers. ” sikiky ya” For instance. Bahahahahha

    Ish…bangga bukan main sayah! #disambitbidon.



    Owh well, I didn’t join race as much as I did in 2013-2014, however…I set my bar higher a little bit.  I am competing with my old me, not with anybody else.

    Itu yang saya lakukan di Jogja minggu lalu…
    I secretly wanted to do cycling tour since the first time I took my Giant TCR home with me.


    Picture taken from TdA Facebook page. i was one of the people in red jersey! 

    more story later! 

    On the wheel…

    For the past one month, I made two highlight with my road bike.
    Went back to Km O – Sentul, 10Km with elevation gain 500m. The second time to  km 0 yet the first tine with my cleat on. Pertama kali sepedahan ke km 0,  3 tahun lalu belum pakai sepatu sepeda. Jadi agak ngeri ngeri sedap. Takut jatuh karena berhenti sebelum sempat melepas cleat sepeda.


    it was disaster! i stopped countless time to gain my breath as well as walk instead of riding my bike for some time.

    Sampai di Km 0 sudah ditungguin Imel, Vitri, Thya dan Riyana.

    And to make it worst, on the way down I was terribly afraid. Takut banget, sampai saya hampir jatuh. Ketemu dua cyclits yang melihat saya hampir jatuh. Gemeterrrr rasanya. Akhirnya beberap spot yang curam, I walk down with my bicycle. Beberapa kali juga lepas pasang cleat sepeda.

    Then the next two weeks

    Yeah…. as stated on the picture, I made it to my first century ride a.k.a 100K. of course, it was in pleton with my BTR friends.


    We just had our first cycling jersey. jadi event launching jersey baru, kita buat 100K ride di Bintaro. Macam penting aja dunia harus tau BTR punya jersey baru ….haqhaqhaq!

    Anyway, of course, we didn’t do the whole 100K non stop. we had 2 stops on which the last stop I wanted to give up. MY lessson to be learned, my fueling strategy was a mess! i didn’t respect the distance. probably because I was thinking it was in Bintaro anyway, I can go home whenever I want. thing that surprised me was…

    The good cyclist like Adit, Rizky, Pak Hasbi, Vitri, Maya, Imel and Sunu didn’t allow us to go give up. :)) #meh

    Jadi kalau ada yang kececer, dipepet lagi suruh kejar pleton di depan.

    However, the last 12 km, I gave up yet complete the remains distance by  myself. From 28-30 kph dropped to 20 kph.

    Beginner tips to ride in pleton.

    1. patuh sama Road Captain

    2. Baris berjajar, dua cyclist in one row. jangan  nyelonong jadi orang ketiga. Bahaya

    3. jangan nyusul/nyelak dibelakang.

    After the ride, Pak Hasbi noticed that my gear shifting was a mess. Jadi waktu pindah pindah gigi demi memudahkan genjot sepeda, ada momen dimana saya terlambat. Sehingga kesulitan  ngejar pleton. Something wrong with my bike. i took my Giant have it serviced.

    And yeah, the housing shifter, housing brake and RD pulley all worn out! i have to replace them with  new ones.

    Last weekend, I climbed km 0 sentul again.

    yes, I did stop here and then. But just stop to drink and wait  for Manda. Si bule agak gila. It was her first time to Km 0. i did better this time. Much better. NO nuntun sepeda this time! tepuk tangan donk! 😉


    Riding downhill still scare me. but i didn’t freak out like last month. however, pas turunan justru saya berhenti lebih banyak dari tanjakan.
    Need more practice of course. But for time being, since it is Ramadhan, in trainer we trust!