Bike Fitting

Sekitar bulan November, saya ganti road bike saya. Upgrade spec, ceritanya. Si Giant masih disimpan, buat cah lanang.

Dia pakai waktu dia ikut Kids Triathlon December lalu dan bike leg – nya no 8 tercepat! Haahha ya jelas aja, banyak anak anak seusia dia pakai sepeda mini.

Abt to start bike leg

Anyway, setelah beli sepeda baru, saya sempat bike fitting sih. Beberapa kali pakai, kok masih kurang nyaman. Tangan kesemutan (ini sih sebenarnya wajar untuk pemakaian lama), pundak pegel banget, dan bike handling ngga baik. Puncaknya pas saya simulasi OD triathlon minggu lalu, rasanya semua gerakan. Pegel banget.

Akhirnya saya bike fitting di tempat teman saya, Ade. Kantornya nempel sama Specialized Bintaro. Kali kali ada yang minat.

Kenapa saya bike fitting, karena biar saya bukan atlet, pemakaian saya dengan sepeda cukup serius. Lebih dari 6 jam seminggu. Makanya saya merasa perlu. Jangan sampai sepedahan buat rekreasi menghilangkan penat malah bikin sakit.

Waktu saya mulai lari, saya juga visit Podiatrist. Buat mengetahui sepatu apa yang cocok buat saya.

Rangkaian testnya banyak. Dilihat tapak kaki, kestabilan kaki, saya harus nunduk, dongak (baru tau lho ternyata saya punya neck limitation) dan…tulang panggul sebelah kanan naik sebesar 1 cm. Bisa jadi bawaan dari lahir, bisa jadi pola berdiri bertahun tahun.

Jadi memang lebih banyak yang diukur, lalu diinput ke database komputer

Suruh berdiri, suruh duduk, squat setengah dan di cek juga kalau kaki panjang sebelah. Jadi kalau mau bike fitting, siapkan waktu sekitar 3 jam! Yes, selama itu!

Terus sepeda kita di sensor, tampil ukurannta di monitor, di tempel alat alat dll dll.

Saya sampai keringetan di ruang AC. Gowes berkali kali naik turun dari sepedanya. Bweuh….lelah.

asli booo, pegel gini aja. Hahaha.

Ternyata menurut analisa memang harus ada yang dirubah pengaturan sepedanya,termasuk nambah alas di sepatu sepeda sebelah kanan. Solusi yang panggul naik sebelah itu.

Kebetulan, pagi ini Training Plan saya bilang harus sepedahan 3 jam. Ya saya jajal sekalian, di Sentul. Soalnya dapat semua, tanjakan, turunan dan flat-nya.

tebak, mana foto terbaru??

bisa nebak ngga, mana posisi yang sudah dikoreksi?

lebaRide and Kerbau Story

first of all! 

Taqaballahu Mina wa Minkum

How’s your Ramadhan and Eid Fitri? Don’t we enjoy one week holiday? 

This year is my third lebaran without my mom and first in our new tiny  nest. nevertheless, it is always special. My big family is welcoming a new member, since one of my cousin got hitched  5 days before Eid Fitri (yes, in Ramadhan).

Her fiancé’s mother was very ill and they decided to get married in the hospital with her brother as  a wali (their father passed away 15 years ago),  still using his doctor uniform. her mom in law passed away 5 hours after that. What a dramatic situation.


Anyway, Like any Indonesian (or may be Malaysian) do,  we were having a  family gathering on second day of Syawal. this year it was held in Serang (lucky, traffic was oke, only 1.5 hrs drive from Bintaro and 1km traffic jam before the gate).

That is a pic of us! in case you are interested, which ….I doubt! Hahahahah. 

also, probably the last pic of us in that house, because…my maktuo will likely to sell her asset. none of her children live in that city anymore.

On the third day, after I had enough with ketupat, rendang, bakso, opor ayam, etc! I need to kill those fat, then I went to Sentul again with my  bike. traffic was still  nice. i tried different route this time.

the weather was very nice.


I ride with Amanda, a mix race female, she has lived in Jakarta for quite sometime though.

then, we saw this! Yes, a group of Kerbau.


Manda yelled:

“hey look! itu sapi!”

Me : “God fordemit! Those are not sapi!  those are kerbau, you know!”

manda : “what is Kerbau in English?”

Me: *while catching my breath after series of hilly climbing* “do we have to discuss now?”

manda : “why people melihara kerbau?

Me : “dulu buat bajak sawah before the tractor era. anyway, people DO eat the (kerbau) meat!”

manda : *freak out* hahahahahahah! 

PS : Kerbau is water buffalo in English! i just remembered it today. :))

Btw, this was the route.Cyclists refer   it as “loop  besar” with approx 15km and “Ah pong loop” with approx 5km. We did two loops.

  https://instagram.com/p/BV4LQ47jVOJ/

https://connect.garmin.com/modern/activity/1821277724

la bicicleta

A tu manera, descomplicado En una bici que te lleve a todos lados 

Un vallenato desesperado, Una cartica que yo guardo donde te escribí 

lagu di atas adalah penggalan lagu Shakira dengan tajuk La Bicicleta…I google the lyrics of course! 

Anyway, hampir dua bulan terakhir, saya tuh ikutan pleton sepeda. group ride sekeliling bulevard bintaro. pleton ini konon efektif untuk meningkatan kecepatan dan endurance bersepeda. YA karena di Bintaro, bisalah saya menyempatkan diri satu jam sepedahan sebelum berangjat kerja (naik Commuter Line! Catat!)

ternyata memang terbukti!

Selama ini saya latihan sendirian, mentok di 25 Kilo per hour. Memang masih lebih baik dari awal awal sepeda yang cuma 20 Kph.

Ini screen cap Strava saya dengan tulisan aveage speed.
Sebelum rutin pleton 

December,12, 2016 , ke record cuma 35 Kilometer.




februari 2017 

Gee, break olahraganya lama juga ya? 

pas libur pilkada sekitar 30Km


february 25 :  35 Kilometers


Nah, awal maret 2017, baru rutin pleton-an setiap hari selasa. Any bintaro ladies who ride, you are very welcome to join us.

first time Pletonan, March 7th 2017. sekitar 25 kilo


Pletonan kedua kali, speed saya improve significant dengan jarak tempuh yang lebih jauh. Kali ini 40kilometer dengan speed 27 kph nyaris 28kph.


Pleton selanjutnya, kira kira sama. Saya bisa maintain 27 – 28 kph. Untuk jarak tempuh sekitar 30km.

kemarin saya pletonan lagi, ini hasilnya. jarak tempuhnya lebih sedikit sih, cuma 25 kilometer.

Pleton April 18,2017 for 25 Kilometers


Wih, saya senyum senyum sendiri. 

Latihan memang tidak bohong, dan lebih baik lagi, latihan yang terstruktur.

Oh ya, liburan Hari Nyepi kemarin, komunitas WCC bikin group ride di Bintaro. seru banget lho! 


saya awalnya di group 1, terpaksa melipir ke group dua. hahahh. Ternyata saya belum sejago itu sepedahan 😉

Coba cek disini, kayak apa ugal-ugalannya group 1! Hahahh

Anyway, Salam olahraga dan selamat memilih Jakarta. I lost the privelage of being Jakartan 7 years ago, but Today, I enjoy the holiday as Tangsel Citizen! 

Bis Bald!