(short visit) Musium Bank Indonesia

Minggu lalu, I took kiddo#1 ke kota musium Bank Mandiri tepatnya. Gw ikutin dia semacam workshop untuk anak-anak agar belajar menulis (cerpen, novel macam KKPK gitu). biasa…gw dapat tawaran dari kak indahjuli. Workshop ini 2hari, setelah kelas dimulai, gw bingung ngapain. Igw liat musium Bank Indonesia ini. Letaknya persis di sebelah Musium Bank Mandiri, sebrang stasiun Kota.

Jam buka  kalo gw ngga salah ingat Jam 8-16.00, untuk weekend kecuali weekend itu bertepatan di hari libur yak (seperti yang gw alami, hari Minggu 6 mei nih musium tutup karena libur waisak). The Museum closed every Monday as well.
Setelah nitip tas, kita boleh masuk. it’s free!  Cuma nulis nama + dikasih tiket.

Awalnya seperti sejarah awal bangsa ini, jaman orang2x Eropa mencari rempah-rempah ke negeri kita, jadi ada diorama2x gitu plus biography singkat pejelajah jaman dulu. After that jaman penjajahan yang lantainya lucu deh…lantainya kayak gini



Dan selain sejarah, diberilah diorama-diorama pertama kali bank beroperasi di Indonesia, koleksi uang RI, perubahan logo Bank Indonesia sebagai bank sentral yang semula bernama De Javasche Bank (DJB). Jadi logo awalnya BJ booo, bukan BI. Termasuk cuplikan2x koran jaman awal kemerdekaan, PKI sampai krisis ekonomi tahun 1997.

Ada juga satu ruangan yang menampilkan uang-uang logam dari jaman dulu (jadi lebih kepada cukilan bongkahan emas) yang dilihat harus pake kaca pembesar yang bisa digeser-geser.

(foto diatas diambil ketika sorenya gue balik lagi kesini after kiddo#1 kelar workshop)

Selain itu disini  (di ruangan ini) selain ada contoh uang yang empat lembaran gitu untuk dikoleksi. Jadi empat lembar uang belum dipotong, gue lupa istilahnya apa, dulu dosen Manajemen Treasury gue dirut Peruri (saat ini) pernah bilang juga. Uang model ini dicetak terbatas, ada nomor serinya juga. Diruangan ini juga ada koleksi2x Bank notes negara-negara lain yang tersusun dalam lemari kaca berlampu remang-remang. Lucu deh, macam lemari perhiasan.

and how would you like this bank notes on your purse? hahahhaha Uang 10 ribu cetakan baru 😀

overall, (mungkin karena baru), bangunannya terawat, AC-nya dingin,kamar kecilnya  bersih  tapi jangan coba2x leyeh2x ngadem diruangan ACnya, kamera pengawasnya banyak, disamperin satpam kalo kelamaan ngelantai *pas gue kesana ada rombongan anak SMA kena tegur, ketauan ngadem*

As old building, dibangun oleh orang2x eropa itu.  gue juga suka detil bangunan ini, sayang ngga bawa kamera. all pics taken my mobile phone. *eh, foto pertama pake kamera denk*

Wonder where I go the second day while my kiddo still have the workshop? gue keliling naik sepeda onthel ke pelabuhan Sunda Kelapa, musium Bahari (ngga tutup hari minggu kemaren, kalo sampe tutup juga ngga dapat income tuh musium sepertinya), dan sekitarnya….foto2x di flickr

Short Visit Musium Geologi Bandung

Skip dulu cerita jalan2x kemarin….:p
gue tulis 3 + 1 di previous post, karena dari jadwal jalan2x yang 3 hari bersama sanggar, kami extend 1 hari :p. Soalnya ingat, kiddo#2 pengen liat sesuatu, yang adanya di Musium Geologi Bandung, depan Gedung Sate, sebrang Yogurt Cisangkuy *kaliii ada yang nanya*

soalnya…kiddo#2 dari dulu ribut pengen liat ini…

Fossil Dinousourus…

Masuk musiumnya GRATIS!!!! Hari Sabtu buka dari jam 9 s/d jam 12 kalo ngga salah *lupa gw*

Jadi isi musium…ya….cerita tentang perkiraan terjadinya bumi, lapisan2x bumi, kandungan isi bumi, dll…*gooling aja yak* :p

buat gue sih, ni musium ok lah…WC-nya bersih, petugasnya ramah, lantainya marmer dan ngga berdebu! *penting buat gue*. Ada multimedianya juga  dan berfungsi…

terus, tamannya juga apik…

sempat liat, tong sampahnya aja Rubbermaid :p … jarang liat tong sampah dari Ac*hardware di tempat yang masuknya gratis…

ternyata di Musium Komodo TMII ada komodo hidup

and…it is BIG!
Ini kunjungan kami kedua ke TMII dalam dua bulan terakhir, yang pertama September lalu, namun belum sempat cerita-cerita.
Ini cerita kunjungan pertama
Saya mengajak anak-anak kembali mengunjungi Musium Air Tawar & Musium Serangga (HTM : Rp 15.000,-/orang untuk kedua musium). Sebenarnya mereka pernah kesini…dulu banget, Kevin masih 4 bulan 😀 *mana ingat ya*  Dan sepertinya sudah banyak perbaikan, misalnya penerangan sudah bagus, AC-nya berfungsi, dulu ada pagar yang tidak terkunci…sekarang (sepertinya) hal ini sudah diperhatikan.
Musiumnya sendiri mirip Sea World, dengan aquarium besar di sebelah kiri musium.
Seperti yang saya cerita dulu, kiddo#2 has a great interest on animal. Jadilah sepanjang perjalanan suara dia teriak-teriak “Bun..lihat,Bun” menggema.

Ikannya besar-besar….selama ini yang dia lihat cuma ikan mas koki yang di kolam ikan, atau ikan lele/mujair/gurami yang di meja makan Kalau si kakak, karena sekarang sudah bisa baca…jadi hobi story telling tentang ikan, habitatnya, dll ke si adik.
Dan tidak cuma ikan, kura-kura, buaya, labi-labi juga ada di sini. Ikan paling berkesan siy…Piranha…mereka sibuk ngebayangin bagaimana ikan2x itu bisa melahap kuda yang terluka (sesuai cerita di sebelah aquarium).
Setelah itu, kami pindah ke musium sebelahnya, Musium Serangga…yang menampilkan jenis-jenis serangga yang sudah di awetkan.
Di luar Musium Serangga ada Taman kupu-kupu. Yah, taman biasa dengan pohon, bunga, dan kupu-kupu yang terbang 1-2…ngga banyak sih.
Mungkin karena saat itu habis turun hujan lebat. terus mereka melihat kupu-kupu indah dengan  sayap yang patah.

Kiddo#1 langsung nangis “Gimana nanti dia pulang…kan kasihan ngga ketemu orang tuanya lagi…”
Too bad I don’t know how to fix a butterfly’s broken wing! 😦

Lalu, setelah mengisi perut, kami naik kereta…model LRT gitu. HTM juga Rp 15.000/orang.
Tadinya saya berpikir ini model “shuttle”, kita bisa turun di stasiun yang lain untuk melanjutkan melihat2x anjungan atau musium yang lain. Jadi yang tidak punya kendaraan pribadi bisa tetap nyaman.  Ternyata ngga bisa, hanya berlaku 1 kali keliling.
Setelah itu, mampir melihat musium ini: *sumpah, ini kunjungan saya yang pertama ke musium ini* 😀

HTM-nya sangat murah Rp 2.000,-
and…looks like we were the only visitor there. *apalagi kemaren ke sana tanggal muda, probably orang-orang menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan*

Diorama menceritakan produksi minyak dari hulu ke ilir (eh…bener kan urutannya), sudah banyak yang bocel-bocel dan rusak. Penerangan di dalam payah banget dan waktu Kiddo#2 kebelet, hayaah….kami kesulitan mencari letak toilet dimana (tapi toiletnya bersih sih…)
Selain jenis-jenis “pump”, miniatur platform, rig, etc…juga ada display tentang produk turunan dari minyak bumi.

baru setelah pulang saya sadar, kalau bentuk musium ini menyerupai platform/anjungan minyak lepas pantai.

Anyway…
kami lanjut ke musium di depannya. Musium Iptek
*yep, ini kunjungan saya pertama kali ke sini juga :D*

Mirip-mirip Singapore Science Centre gitu deh. Sepertinya, ini HTM paling mahal, Rp 16.500,-/orang.
awalnya saya pikir, tumben niy musium rame karena berisiknya suara yang menggema…ternyata memang ada rombongan. Nasib musium, ramainya kalau ada rombongan anak sekolah.
Yang Kevin duduk, replika pesawat tempur. Cuma gitu deh, ngga terawat…malah ada yang buang sampah di sana. Hih…
Tapi isinya “seru”, Di dalamnya banyak permainan-permainan edukatif, simulasi rumah gempa, dll.

Serulah pokoknnya, kalau balik lagi “worthed”
That the end of our first TMII trip.

On de way keluar pintu, kan melewati Musium Komodo, karena saat kunjungan pertama sudah menjelang magrib, saya menjanjikan there will be the second trip.
And..ditagih aja teroosss….:D

Ini cerita hari ini

Jadilah kami kemari…
saya bilang sama Kevin di rumah :

“Dek, itu cuma patung komodonya aja ya, ngga ada komodo hidup disana”

“Kalau komodo hidup dimana?”

“Pulau Komodo,  di NTT”

“Oh, rumahnya si Meri donk”

Meri?

“itu yang di film Tanah Air Beta”

Subhanallah…anak-anak daya rekamnya luar biasa ya!

Anyway, HTMnya Ro 10.000,- Dari kunjungan kemaren saya membuat asumsi sendiri, kalo HTM-nya diatas Rp 10.000,- pasti musiumnya terawat dan tidak salah juga 😀

Pertama kali masuk, akan terlihat kandang-kandang reptil. ternyata bukan hanya komodo saja, tetapi ada reptil hidup lain seperti Ular Sanca, Kura-kura, Buaya, dan jenis ular-ular lain. Duh…saya sebenernya geli banget liat ular…hiiii….
And…seperti judul tulisan ini…saya salah *lah, terakhir ke musium ini sepertinya tahun 1995 waktu masih SMA dulu rombongan sekolah*
Setelah melewati kandang-kandang itu, saya melihat tulisan “KOMODO” hooo…ada ternyata:
Besar bowwww!!!
Pas lagi lihat dari atas, ada pegawai yang menawarkan melihat dari dekat. Cuma sayang, anak-anak ngga berani
Dan seterusnya, kami dipandu bapak ini…termasuk meliat another kandang ular yang mengelilingi kandang biawak ini, koleksi binatang yang sudah di awetkan yang berada di dalam musium komodo *yang saya liat waktu saya SD*, dan reptil lain yang sebelah kanan gedung.

Di  salah satu kandang, saya melihat ular yang sedang memakan mangsanya, berupa anak ayam *ular makan ular juga ada lho….sempat lihat juga tadi, termasuk ular yang ganti kulit*
Ular Sanca emas mau makan anak ayam, sempat melihat adegan sarat kekerasan ini. Wih, asli ngga tega mendengar dua anak ayam itu, mojok merintih2x berduaan, menunggu ajalnya :((

Karena kamera yang biasa lagi masuk bengkel, cuma jepret kamera dari handphone.

Kelar dari sini *eh, ya sekalian nanya…tips untuk tour guide gini berapaan siy* kami melanjutkan ke Musium Keperajuritan…itulah….gedung paling gagah.
Isinya diorama peperangan di Indonesia termasuk sekilas cerita sejarahnya. Tapi nih ya…dioramanya ketinggian,,,yang ada anak-anak manjat2x ke display karena mau lihat dioramanya…
Ketika pulang, saya baru sadar belum bayar karcis masuk, karena masuknya dari pintu balakang. hadeh…mahap deh pak…sepertinya ngga mahal juga, mungkin Rp 2.000,-an ya.
And that the end of the second trip, karena kiddo#1 mau les nari jam 3 siang dan mereka belum makan siang.

Anyway, I have trivia question:

gambar ini saya ambil dari Musium Iptek, dari tiga peragaan ini (beban sama, panjang tuas sama), manakah yang paling ringan jika dianggkat manual? Dapat dilihat di gambar, titik penopangnya berbeda-beda) :p