Cerita lebaran

I guess, this is what Hari Raya/ Eid Festive is all about. To gather your extended families.

A simple reminder, how important silaturahmi is.

I can’t remember, when was the last time I visit this house, to my mom’s oldest cousin. There were only two of them lived in suburb Jakarta, others still live in Riau or Sumatra Barat. The only brother she would like to talk to. Dua Adik ibu laki laki, tapi yaa gitu deh, ngga nyambung aja ngobrol ama ibu saya.

Since my mom passed away, I don’t think I’ve visit this house again, dad didn’t remind me either. Well, until last March, when his beloved wife of 53 years passed away, which make this year, his first Eid Fitr without his spouse.

If it is not because of hari raya, I don’t think I’d visit him on purpose. Gathering with his family members whom I barely met.

Seeing him getting old (81 years), lost almost all his teeth, barely walk, etc. talking to him for few mins, asking the same questions over and over again, broke my heart. But probably I’d be like that if I live long enough to hit that number!

Anyway, quick catch up with old relatives is nice, it warms my heart.

Akhir kata,

Taqaballahu Mina Wa Minkum

Eid Mubarak 1440H

Enjoy the rest of the holiday!

datuk pangeran and his family

PS : yes, I cooked Sayur Godog ala mamanya Anis again this year, I even made my own ketupat. Duh, ribet masak ketupat ya, ngga lagi lagi deh 🙂

Making Ketupat

recipes : sayur godog ala mama-nya Anis

Seperti yang saya tulis di sini, kemampuan masak saya kan di bawah rata-rata air yaaaa. Namun demikian, setiap lebaran gini, tetap donk menghadirkan ketupat dan perlengkapannya untuk sarapan setelah sholat Ied.

Caranya? Ya mesan lah hahahahh. Adik saya ada langganan. Pokoknya selama ini mesan lah untuk Lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha.

Tahun ini, ketika saya dan adik mau mesan lagi…eng ing eng…si ibu langganan tidak bisa dihubungin. Berkali kali! Mana sudah H-2, sudah ngga punya alternatif lain. Browsing resep, ngga ada yang sreg. Kayaknya ribet gitu. Tapi ngga mungkin donk, papa dikasih sarapan Mie Instant berbagai rasa! Hahahhaha.

Lalu saya ingat, saya pernah “like” postingan Anis. Sepertinya, tidak terlalu sulit  masak Sayur Godog ini ya! Ya sudah, Ramadhan hari terakhir saya ke pasar (aheyyy!) beli santan, kacang panjang, ebi dan labu siam. oh ya, saya pakai labu siam aja yang depan mata plusss PETE! Ihiyyyy. Nah, karena yang empunya blog minta di review, sekalian dibuat tulisan saja deh 😀

Ini saya copy-paste  resep mamanya Anis.

Bahan-bahan:

  1. Pepaya muda/yang masih hijau, parut/iris halus, campurkan garam sambil dibejek-bejek, kemudian bilas beberapa kali sambil diperas sampai airnya berkurang. — saya pakai labu siam 2 buah, potong seperti korek api. Seperti yang ditulis Anis, ngga usah diremas-remas campur garam kalau labu siam. 
  2. Kacang panjang, iris kecil-kecil (tergantung selera, bisa sepanjang 1 – 3 cm) — Mohon maap, saya ngga telaten.  Besar besar motongnya. hahahh. Saya pakai 6 kacang panjang kayaknya. 
  3. Tahu putih, potong kotak-kotak kecil kemudian digoreng –ini saya lupaaaa, skip.
  4. Santan kental +500 ml (atau lebih, tergantung selera) — sejujurnya saya ngga tau punya saya berapa ml. Ke pasar, antri ditukang kelapa untuk 1 kelapa. Kepakainya cuma 1/2 kantong, 
  5. Air putih secukupnya
  6. Daun bawang, iris halus (boleh di skip)
  7. Lengkuas/Laos + satu ruas ibu jari (+ 3 cm), geprek
  8. Daun salam 2 atau 3 lembar, disobek supaya aromanya lebih keluar
  9. Garam secukupnya
  10. Gula pasir secukupnya
  11. Minyak goreng untuk menumis secukupnya

Bumbu (haluskan):

  • Cabe merah besar 8 pcs (kalo ga tahan pedes jangan lupa buang biji dan bagian tengahnya)
  • Bawang merah ukuran besar 4 pcs (kalo medium boleh 6 pcs)
  • Bawang putih 3 pcs
  • Sedikit lada (hitam) bubuk
  • Ebi/Udang kering sekitar 5 pcs — saya  pakai 1 sendok makan. 😀

Cara membuat:

  • Panaskan minyak dalam wajan dengan api besar.
  • Masukkan bumbu yang sudah dihaluskan beserta lengkuas/laos dan daun salam ke dalam wajan.
  • Tumis hingga bumbu matang (ciri dari bumbu yang sudah matang adalah bumbu dan minyak akan terpisah).
  • Setelah bumbu matang (boleh dipindahkan ke panci atau tetap lanjut menggunakan wajan yang sama), masukkan irisan pepaya dan kacang panjang, aduk hingga tercampur rata. — saya lanjut di wajan yang sama. Kumalas banyak cucian. 
  • Tambahkan air sedikit (untuk memudahkan mengaduknya).
  • Setelah bumbu dan sayuran tercampur rata, masukkan santan ke dalam wajan/panci, jangan lupa aduk sesekali supaya santan tidak pecah.
  • Setelah santan mendidih, masukkan potongan tahu yang sudah digoreng dan irisan daun bawang ke dalam wajan/panci. –— hhuhuhuhu. Pakai daun bawang saja jadinya. 
  • Tambahkan garam dan gula sampai rasanya seimbang dan pas sesuai selera (jangan lupa dicicipi).
  • Kecilkan api, kemudian masak sayur sampai matang (biasanya aroma dari si pepaya dan kacang panjang menghilang dan tekstur sayur menjadi agak lembut). Sayur pepaya (labu siam) siap untuk disajikan.

 

Malam sebelumnya sudah siapin bumbu halus, motongin sayur, goreng krupuk, bawang goreng beli sama @negkoneng! Sedap lhoo! Dulu Neng Leny, teman kenal di Multiply dot com. Lupa gimana caranya bisa re-united lagi setelah MP bubar. Sekarang blio usaha kuliner kecil-kecilan. Bawang Gorengnya recommended banget. Adik-adik saya pada nadahin bawa pulang tadi tuh bawang goreng.

Oh ya, saya pakai ketupat  yang instant itu. Hahhaha.

Lalu sebelum sholat Ied — just like my late mom did — ke dapur, numis numis bentar, pokoknya ikutin step by step resep itu aja deh. Ternyata sebentar masaknya.

on the making

And….

Voilaaa!!!

Ketika papa nambah dua kali…aku senang sekali!

Terima Kasih Anis! Sayur ini mirip rasanya dengan masakan almh tanteku. Waktu beliau masih ada, lebaran hari kedua , tradisi kami kumpul keluarga besar di rumahnya.

Kalau almh mamaku sih dulu gulai buncis tauco plus udang. Jadi agak PD masak sekarang! Hahaha! Nanti Ied Adha buat ah! Insya Allah!

CAN YOU FIND A GLIMPSE OF PETAIII? hahahah

Akhir kata…

img_8272

SHOLAT IDUL FITRI

Taqabbalalahu Mina Waminkum!

Eid Mubarak 1439 Hijriah!

Selamat Lebaran teman-teman!

Dan selamat menonton PIALA DUNIA! Jagoin siapa kalian?

lebaRide and Kerbau Story

first of all! 

Taqaballahu Mina wa Minkum

How’s your Ramadhan and Eid Fitri? Don’t we enjoy one week holiday? 

This year is my third lebaran without my mom and first in our new tiny  nest. nevertheless, it is always special. My big family is welcoming a new member, since one of my cousin got hitched  5 days before Eid Fitri (yes, in Ramadhan).

Her fiancé’s mother was very ill and they decided to get married in the hospital with her brother as  a wali (their father passed away 15 years ago),  still using his doctor uniform. her mom in law passed away 5 hours after that. What a dramatic situation.


Anyway, Like any Indonesian (or may be Malaysian) do,  we were having a  family gathering on second day of Syawal. this year it was held in Serang (lucky, traffic was oke, only 1.5 hrs drive from Bintaro and 1km traffic jam before the gate).

That is a pic of us! in case you are interested, which ….I doubt! Hahahahah. 

also, probably the last pic of us in that house, because…my maktuo will likely to sell her asset. none of her children live in that city anymore.

On the third day, after I had enough with ketupat, rendang, bakso, opor ayam, etc! I need to kill those fat, then I went to Sentul again with my  bike. traffic was still  nice. i tried different route this time.

the weather was very nice.


I ride with Amanda, a mix race female, she has lived in Jakarta for quite sometime though.

then, we saw this! Yes, a group of Kerbau.


Manda yelled:

“hey look! itu sapi!”

Me : “God fordemit! Those are not sapi!  those are kerbau, you know!”

manda : “what is Kerbau in English?”

Me: *while catching my breath after series of hilly climbing* “do we have to discuss now?”

manda : “why people melihara kerbau?

Me : “dulu buat bajak sawah before the tractor era. anyway, people DO eat the (kerbau) meat!”

manda : *freak out* hahahahahahah! 

PS : Kerbau is water buffalo in English! i just remembered it today. :))

Btw, this was the route.Cyclists refer   it as “loop  besar” with approx 15km and “Ah pong loop” with approx 5km. We did two loops.

  https://instagram.com/p/BV4LQ47jVOJ/

https://connect.garmin.com/modern/activity/1821277724

Cerita satu bulan

Hola! 🙂
How’s your Ramadhan and lebaran holiday,friends?

gw pribadi sih seneng deh, akhirnya after years, I’m done with The Book again
bisa squeezing my time dari ifthor – taraweh – lari – ngaji :))

Sempet pula 2x short distance run sebelum buka sama teman2x Bintaro Runners.

20130817-094245.jpg

1x 10km abis taraweh sama Teh thya +hubby and Teh Uchi kakaknya Thya

Sempat buka puasa 1x (sama bintaro runners juga) , potluck di Rumah mbak Ira dimana kiddo #2 langsung nyebur di kolam renang rumah ira.
Baru bisa gaya bebas…gatel doi kayaknya pengen praktek karena baru jago gaya bebas udah puasa, emaknya males ke kolam 😀

20130817-094425.jpg

20130817-094502.jpg

Unlike years ago, sekarang gw udah malas buka puasa di luar, apalagi di mall.
Sulit solat magrib yang proper  dan dipastikan gw ngga akan sempat sholat taraweh di mesjid apalagi ngaji. Keburu capek dan ngantuk kalo gw sih. Sampe rumah aja bisa diatas jam 9!
Jadi undangan bukber memang benar-benar gw pilih. Cuma 3x, itupun 2 di bintaro, sekali sama satu departemen. magriban dulu di kantor.

Sayangnya…. ngga semua teman temen gw menerima keberatan gw males ifthor di luar, di bilang sombong lah, minder lah (lah bertolak belakang 😛 ), ngga mau silaturahmi sama teman lama etc
Padahal kalo cuma alasan silaturahmi bisa di arrange abis lebaran bukan? Gw  pribadi sih, sayang aja sama momen “obral”.
But anyway, semoga kita masih dipertemukan lagi Ramadhan tahun depan dan diterima ibadah di bulan suci kemaren.

Fast forward to lebaran, Hamdallah both kids manage to have full month of fasting 🙂 biarpun suka ada drama dari kiddo#2 setelah azhar :))

Di lebaran ini, gw kembali lagi diingatkan kalo lirik lagu pembuka Sinetron keluarga cemarasinetron paling bagus yang pernah disiarkam nyaris 1 dekade yang lalu — itu benar.

harta yang paling berharga adalah keluarga

Nyaris, my extended family putus silaturahminya. Panjanglah ceritanya.
Semoga sepupu gw mampu ngadepinnya *puk puk*. Kalo gw suka cerita-cerita mamak sondang tentang keseharian dan keluarganya, apalagi yang ini. Kalo ingat kakakku tersayang, kak indah yang tahun ini lebaran tanpa orangtua pun meriang rasanya. In short, don’t take your family — even the extended ones — for granted. Kecuali kalo ngeselin, tukang ngutang, sering bohong :p

anyway, Sekian lama gw kerja, baru tahun ini disamperin temen kantor buat lebaran ke rumah. Hahahahah
ito-san dan riki-kun datang boo ke rumah. Si ito pengen nyobain rendang mak gw, hahahah. Oh yeah…belasan tahun gw bebas tugas dari ngaduk rendang ini, dulu gw suka kabur dari rumah kalo mak gw bikin rendang — suer deh mending nyeterika gw dibanding seharian ngaduk rendang!!!

20130817-100529.jpg

Tebak deh, mana yang neneknya orang Jepang mana yang mama-nya orang jepang? 😀