Tadi malam saya baru buka buka foto Kansai Trip yang dari kamera (nowadays, I prefer take picture from phone than camera). Then I remember, I haven’t completed by travelling story to Kansai! Lhahahah!
It was on Saturday I guess, we took trip to Osaka Castle, the city’s landmark. It was built in 1500’s. Such an old building! The enterance fee was JPY 1000/person, yet kids under 16 and senior paid lesser fee.
Istananya ada 8 lantai, tapi ada satu lantai skip gitu, jadi total 7 lantai kali ya? Nah, kalau mau masuk, semua pengunjung harus ke lantai paling atas, The Observation Deck! Tenang ada lift. Jadi kami antri lift. And of course, it was holiday, such a long queue. I lost my patient and started to climb the stairs! Yes, all the way to 8th floor!
Well, that what happened!

Observation Deck
Lalu turun tangga dan mengelilingi bangunan bersejarah ini yang terdiri dari diorama diorama sejarah Jepang dan sejarah dibanggunya Osaka Castle ini.
Agak lama di sini, kami mengisi perut dulu. Nah, saya kan belum lari nih di Jepang, so saya pinjam sepatu Nike anak saya (kebetulan pakai jaket lari hari itu), so I ran in the middle of the day, around Osaka castle. It was 11 degrees, btw!

Enter a caption
Osaka Castle Park is (as expected) nice ! Banyak yang jualan makanan juga. Kenyang jajan rasanya kita ngga makan siang lagi deh. Langung pindah ke tujuan berikutnya UMEDA SKY BUILDING.Letaknya tidak jauh dari Osaka Main Station.
Tapi karena masih agak sore, we had coffee in small shop.
Masuknya lupa saya bayar berapa, rasanya JPY 1000/yen juga, dan dibawah 21 tahun dan senior lebih murah juga. Jadi yang bayar full, saya saja.
Why we (I) bother to climb here? for this!!!!

Sunset from UMEDA SKY BUILDING

Before Sunset
Karena saya kesini musim dingin, sun set at 5 pm. Kalau mau lihat sunset di sini, di cek juga magribnya jam berapa (((magrib))). Karena bagusnya memang pas sunset sih. 360 degrees view of Osaka City. This is 41st floor I guess, there is a restaurant below, complete with sofa and…charging station.
Lalu kami balik lagi ke Namba, makan malam di sana dan kembali ke Dountobori Area. Sebelum balik ke penginapan, kami beli tiket kereta dulu untuk esok hari. Cari yang semi express, it was JPY 1400/person.
Keretanya hanya stop di tiga stasiun (dari Namba Station). There is unwritten rule, saying that you have to be very quite on the train. No speaking (loud) allowed (both with mobile phone or person to person).
And on every trip, I get a bit melancholic I guess, sad to leave since little time to explore. Seeing thru the windows of Osaka’s suburb and silently saying good bye.
hahahah!
Tempat lain yang menarik di Osaka konon, Osaka Aquarium dan Giant Ferris Wheel. Next time, perhaps.
Kita transit di Shang Hai, for four hours and arrive back to Jakarta at 11 pm. AKhirnya nambah cuti sehari anak anak malah ketiduran. Sejak pulang dari Jepang ini we had no domestic helper at home. Si bibik pulang ngga balik lagi karen ngga boleh sama anaknya *curhat* Males juga nyari asisten rumah, kriterianya harus sama dengan si bibik sih. hahahha. Lama lama terbiasa. Bagus juga buat anak anak mandiri dan memanage waktunya.
Saya ingat komentar adek saya di pertengahan 2017.
“Ke Jepang gih, mumpung masih kerja di Bank Jepang. Biar dapat feelnya!” Beneran, pertengahan tahun 2018 saya dapat tawaran kerjaan baru! hahaha! Cenayang juga dia! Jadi ini kantor saya sebelumnya, cabang yang di Kyoto.

Former Office
Oh ya, teman saya, Agnes baru balik dari Jepang bulan lalu, dia komen
“Sudah ke Jepang, jadi malas ke negara lain ya?”
Is it true? saya pribadi sih masih pingin re-visit Tokyo, ke Shirakawago (at any season) dan Hokaido pas winter. Walaupun orang Jepang jarang yang bisa bahasa Inggris, tapi di sana mudah sekali. Jajanannya enak.
Anyway, kata-kata saya di caption IG itu, bisa jadi kenyataan sih 😉 Semoga kesampaian, ada yang ingin post card? atau untuk anak Jabodetabek, saya give away Tumbler Starbuck deh! hahahhahahah