Weekend in JOgja, (Still )the first day

5 menit dari Kali adem, belok kiri kami sampai rumah Kuncen Merapi tersebut.
Pas gue mau sholat di Mesjid diatas rumahnya, gue berpas-pasan dengan beliau. Weh, ini toh bintang Iklan Extra Joss tersebut.

Setelah sholat kami berkumpul di ruang Tamu mbah Marijan. Banyak orang yang berkunjung, kalo kami sih, pengen poto2x ama beliau. Menunggu sekitar 10 menit, ‘orang sakti’ ini pun datang. Jadilah kami bersilaturahmia dengan beliau.
Beliau berpesan untuk tidak mengambil foto dirinya karena ‘Bukan Waktunya’.
Kami memilih mengikuti perintah beliau (yeah, walaupun dari sisi akademis atau logisnya sepertinya ngga ada) daripada curi2x moto beliau tau2x kamera rusak.
Beliau berbicara dengan Bahasa Jawa, bahkan dengan bahasa jawa tingkat tinggi, teman saya Evi yang menghabiskan masa kecilnya di Surabaya saja tidak mengerti, apalagi gue! Berikut wejangan Mban Marijan yang diterjemahkan dengan sangat bebas.

‘Priyayi2x sekarang tidak punya attitude, walaupun sekolahnya tinggi. Saya orang bodoh, ngga pernah sekolah, tapi saya mengerti toto kromo.
Bahasa Jawa itu bahasa bagus/agung , mempunyai strata, bagaimana bercakap dengan teman, dengan orang yang lebih tua/dituakan dan dengan Sultan. Anak2x sekarang ngga diajarin lagi oleh orang tuanya, makanya banyak yang sombong dan besar kepada walaupun ngga tau apa-apa. Suka menganggap orang lain itu bodoh, orang yang merasa dirinya paling pintar diantara yang lain sebenarnya dia itu yang paling bodoh.
Saya ini orang biasa, yang mendapat mandat dari Sri Sultan HB IX, jangan membesar-besarkan saya, saya orang awam. Masyarakat saja yang menganggap saya luar biasa.
Jangan sebut Merapi meletus tapi Merapi punya hajat dan jangan ssebut2x wedes gembel
. ‘

Beliau bicara sambil menghisap rokok Kansas, tak lama beliau menoleh ke arah saya yang duduk selang satu orang diseblahnya.

kamu ngerti ngga saya ngomong apa?(dalam bahasa Jawa)

Gue pun celingak clinguk kebingunggan doi ngomong apa.

jadi saya ngomong panjang, kamu ngga ngerti saya ngomong apa? (masih dalam bahasa Jawa yang akhirnya teman saya evi terjemahin).

Beliau pun menertawakan gue sambil menutup mulutnya dengan tangan.hihihi, ya mbah…mbah siy ngomong pake bahasa Jawa mana saya ngeti, jawa kasar aja saya ngga ngerti palagi Romo Ingil yang mbah pake. Hihihihi.

Kami jadi cuma foto di depan rumah blio.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

Setelah itu we’re heading to Mojo Lejar Restaurant for Lunch. Menu andalannya ikan air tawar, enaklah suasananya lesehan, dibawah kolam ikan sambil mendengar percikan air terjun dari kolam. Liat aja tuh ibu (mungkin) hamil, Paulin yang tepar, terkulai.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

Salah satu temen gue di Desk Medan, Marwoto a.k.a Acay, ingin sekali ke Prambanan untuk Umroh’. Mobilpun meluncur kesana, namun gue ngantuk berat mana panas, sehingga ogah ‘turun di prambanan.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

NOte : Oh ya, foto2x disini merupakan konstribusi temen saya arif dan mbak yesi bos gue, jadi walopun gue ngga ikut turun poto2x tetep ada.
Prambanan sekarang dipagarin, karena candinya banyak yang ‘miring’ pasca gempa bulan Mei 2006 yang lalu.

Jam 5an ke godean untuk meliat koleksi tas Read’s yang sudah diekspor ke Manca Negara,. Sayang harga tasnya cukup menguras isi kantong sehingga gue tidak berani belanja disana. 😛
BIasa deh abis itu ke Dagadu membeli buah tangan untuk buah dan belahan hati tercinta.

Night in Jogja

Stelah sholat magrib dan mandi, kami ke Malioboro. Hanya liat2x di toko Batik terkenal, MIROTA, kemudian mencari makan malam. Kita kearah alun-alun untuk mencoba mencicipi BAKMI PELE di depan Kraton.
Photobucket - Video and Image Hosting

Selama menikmati makan malam, kami ditemani pengamen Mahasiswa. Kita suruh mereka menyanyikan 8 lagu 😛
Kelar makan malam jam 9, kami menuju Beringin Kembar. Karena dah malam, beringin ngga kelihatan (ya iyalah…)

Photobucket - Video and Image Hosting
Pada sok tau, sehingga dari kraton kami jalan kesana. Duh bow, jauhnya. 30 menit walking lho! Kurus niy kayaknya gue.
Ramai bener kawula muda (bahasanya, kawula bow) yang menghabiskan waktu disana.
Semua rekan kecuali Dede dan paulin mencoba untuk berjalan diantara 2 beringin tersebut. Konon kabarnya kalo berhasil hajatannya dikabulkan dan orang tersebut berhati bersih. Doooo. 😀

Saya pun mencoba jalan diantara dua beringin tersebut, dan BERHASIL.

Photobucket - Video and Image Hosting

Yang lucu Acay, dia 5 kali mencoba. Pertama kali tiba2x badannya berbalik arah, dua kali kerah kiri hampir nabarak pagar beringin, sekali mencoba berlari-lari kecil tapi gagal juga!
Jam 10-an kita selesai, perut sudah sakit dikocok melihat temen yang salah arah. Kami pulang naik Andong. Sang kemudi, lupa namanya sapa adalah MC acara Jawa dengan menggunakan bahasa jawa tingkat tinggi, pembicaraannya selama jalan pulang hampir sama dengan yang diomongin si mbah,. Kata bapak tersebut, si mbah kenal baik denagn beliau. Setelah mandi (lagi), aku pun terlelap.

Weekend in JOgja

Postingan telat seminggu niy. Jadi 2 hari sebelum Kevin ultah, gue sama temen2x kantor outing ke JOgja. Dari bulan Juni telah sibuk diskusi mau kemana, Sempat terbesit mau ke Bukittinggi, tapi tidak ada libur panjang setelah Agustus, lalu ke Bandung nebeng outing group sebelah, gagal lagi karena alasan ‘politik’. Well, akhirnya kita sepakat Jogjakarta menjadi tujuan kami. Untuk menghemat biaya sekaligus waktu, atas usulan gue jadilah kita ke Jogja dengan kereta TAKSAKA jam 20.45.
Duh, BT deh liat kaca2x kereta banyak yang pecah dan tidak diperbaiki. Mana WC bau.
Oya, divisi gue di kantor pusat siy ada 13 orang, tapi kita berlima belas. Kami punya tim yang tugas di Medan Desk dan Surabaya Desk. 15 orang eprgi outing kayak’ reuni keluarga aja. 🙂
Gue ngga bisa tidur, bawaannya becanda mulu. Sampe kita ditegur penumpang lain yang JELAS merasa terganggu.
Keretanya telat bow, baru jam 6 kurang sampai di stasiun, dan tentunya tidak melewatkan acara foto-foto lah depan stasiun ala turis lokal dan norak. Untuk menambah kesyahduhan di Jogja, kita naik becak aja. Nginapnya di Hotel Batik. Rekomen by cabang Jogja (halah, iyalah, konon kabarnya yang punya juga salah satu staff sana, hihihhi). Hotelnya bersih walaupun tidak ‘berbintang’. Gue sekamar ama mbak evi (dari Surabaya) dan Mbak Emi.
Setelah mandi dan kegiatan bersih-bersih lainnya, kita mencari Makan Pagi. We’re heading to Warung Soto Kadipiro.
Banyak kalendar dan jam dinding (tapi, hanya 1 yang menunjukkan waktu yang benar dari +/- 10 jam).
Gue liat tulisan ini, temen SMA gue Liza pasti BT deh, secara doi kerja di WHO. Hihihihi

Photobucket - Video and Image Hosting

Setelah sarapan kami menuju Kaliurang untuk melihat Gunung Merapi. Perjalanan +/- 1 jam. Tempat pertama adalah Gardu Pandang, tempat dimana dapat melihat merapi.Sayang Gunung Merapi tertutup kabut.

Photobucket - Video and Image Hosting

Setelah itu kita naik kendaraan yang dimodifikasi seperti kereta api, dengan biaya Rp 3000/orang, keliling daerah wisata ini.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

Sempat berhenti sebentar untuk membeli Salak Pondoh yang baru dipetik seorang nenek dan berhenti di suatu tempat wisata (biasalah, gue lupa namanya 😛).
One of my collegue, Arif, punya adik yang menjalani losmen di Kaliurang ini. Jadilah kami menunggu sejenak untuk menyaksikan reuni keluarga, dimana kedua kakak beradik ini sudah tidak berjumpa selama 2 tahun.
Kami menuju Menara Pengamatan Merapi, dan kami diperbolehkan naik keatas. Ini foto2x dari atas menara setinggi 20 meter itu.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

Agak takut juga sebenarnya gue melihat kebawah.

Photobucket - Video and Image Hosting

Gue turun agak gemeteran juga, ih syerem.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

Dari PGM, mobil balik ke Gardu Pandang lagi,
Kami membeli penganan namanya Jadah Tempe, ketan yang dicowel dengan Tempe Bacem.
Kami makan di Omah Jawi, losmen yang dikelola oleh adiknya Mas Arif tersebut. Arif langsung dimaki-maki karena ngga cerita adeknya punya losmen. Ide naik kereta sebenarnya untuk menghemat uang dan waktu. (kalo pake pesawat hari Jumat, ada cost penginapan Jumat Malam, sedangkan kalo naik pesawat pagi hari, paling nyampe Jogja jam 11-an malah ngga kekejar kemana2x) kalo tau adeknya punya losmen kan bisa nginap semalam disini, dengan biaya sangat reasonable cuma Rp 50.000/malam plus makan 3x.

Setelah ngisi perut dan ngupi2x, kami menuju menuju Kali Adem, meliat lokasi lava panas dan bunker tempat dimana 2 sukarelawan tewas.
Liat pemandangan di belakang Acay dan Anto rumah2x tertutup lahar sampai seatap rumah mereka. Gue berjalan diatas atap rumah mereka tentunya.
Satu kebesaran Sang Rabb yang gue lihat, dan bulu kuduk ini merinding.

Banyak orang-orang yang mempertanyakan apakah kita mendengar hal-hal aneh. Kita jawab semuanya normal aja. Sempat juga melihat Elang Jawa, sayang kameran Canon Ixus gue mah ngga bisa moto2x gituan. Ngga kejangkau zoomnya.
Agak lama disini, mungkin sekitar 1 jam-an foto2x dari jelas dan mutu sampe ngga jelas dan ngga mutu seperti foto-foto dibawah ini , gunung Merapi ada di belakang, nunjuknya kemana. Liat aja tuh Ester ama Sigit di belakang malah Begaya Ala Model.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting

pas turun mau makan siang, ada plang ke arah kanan yang bertuliskan rumah Juru Kunci Merapi, spontan, we were heading there.
YEP, WE MET MBAH MARIJAN, sang legenda hidup…

to be continued