Movie review : Tanah Air Beta

oke, seperti ocehan di tweeter board, minggu lalu saya termasuk salah satu dari 50 pemenang yang beruntung bisa nonton dilm Tanah Air Beta yang diselenggarakan oleh Majalah Femina. *lumayan, habis nonton, Kezia dan Kevin sempat foto bareng sama Alexandra Gottardo dan Griffit Patricia :-D*

Jadilah hari minggu lalu saya dan double Ke nonton di Planet Hollywood.

Film sendiri mengambil setting di Atambua, kisah tentang seorang Mama Tatiana (Alexandra Gottardo) yang memilih tetap menjadi WNI setelah referendum di Timor-timor tahun 1999. Mama Tatiana hanya membawa Mary (griffit Patricia), putri bungsunya karena menitipkan Mauru putra sulungnya di kerabat lain.

Hidup sebagai pengungsi jelas jauh dari kata nyaman, Mama Tatiana mengajar di pondok darutat yang dijadikan sekolah. Disitu ada Marco, anak yatim piatu yang kerap mengganggu Mary.

Berdasarkan berita petugas di perbatasan Montain, mengatakan Mauro tidak mau bertemu Mama Tatiana hanya Mary yang bersedia ditemuinya.

Mary yang mendengar pembiacaraan ini diam-diam lalu kabur berjalan puluhan kilo ke Montain, kemudian Marco menyusul. Disinilah kedua anak itu kembali “berbaikan” dan mencari abang mary, Mauro.

Ngga penting : Kali ini, film Nia-Ale ngga sarat “iklan”, well…dari penampakan fisik benda siy bisa ketebak produk apa yang jadi sponsor. :D. Ngga seperti film Denias senandung di atas awan itu *but hell yeah, film2x kayak gini ongkosnya juga gede kan…..*

Screen di Montain, perbatasan di Timor-Timor dan NTT bikin gue terharu biru. Digambarkan betapa senangnya apabila kita bertemu anggota keluarga, yang karena referendum harus berbeda warga negara. Dan bagaimana sedihnya, apabila anggota keluarga yang ditunggu tidak datang ke perbatasan. Now I wonder, nasib warga timor leste yang memilih jadi WNI itu gimana ya?