Kali ketiga saya menulis di blog ini tentang Rian, pemuda awal 20’an yang saya kenal sebagai kasir Laws*n Midplaza. Buat saya, semangat juangnya luar biasa, pantang menyerah dengan keadaan, all out kalau kerja.
Tadi saya beli kopi di kombini ini (kombini = convenient store). Di lokasi lain, bukan midplaza. Kasir yang melayani saya ramah banget, cheerful! Saya komen, awalnya memang basa basi.
“Saya dulu temenan lho sama kasir Laws*n juga, Rian namanya? Tau ngga? Dia dulu kerja di Midplaza, bla bla bla”
Kasir yang melayani saya ngga kenal, in my surprise rekan dia malah komen:
“Nurian mbak?”
“Waduh ngga tau nama aslinya. Saya manggil dia Ryan bla bla bla bla…kalian kenal? Salam ya! Bilang dari Kiky!”
Saya melihat raut muka mereka berubah.
“Nurian xxxxx kan mbak? Sudah meninggal mbak?” Kata pegawai yang lain, saya ke rumahnya ngelayat.
Ha?
Saya terkejut, saya sampai mencari postingan 3 tahun lalu waktu dia pamitan sama saya! Ada foto saya dan blio, pak Satpam di Midplaza yang memgambil gambar kami. Saya tunjukkan ke pegawai Laws*n.
“Iya mbak bener. Agustus tahun lalu meninggal karena sakit. Dia sakit sudah lama tapi kami ngga ada yang tau” bla bla bla
Setelah mengambil kopi saya keluar gedung, mencari udara segar. Terduduk dan menangis. Kehilangan inspirator saya! “Orang kecil” berjiwa besar.
Rasanya ingin kalau ketemu lagi, mendengar kabar blio sudah selesai kuliahnya. Tuhan punya agenda lain.
“Verily we belong to Allah, and verily to Him do we return”
Waktu saya post ulang cerita saya tiga tahun lalu itu, si Lina, rekan saya di Midplaza dulu komen gini, biar punya banyangan, gimana all out nya dia kerja.
