Kurzurlaub:  Cirebon

 last time I was here was on Christmas holiday 2015 when Ira, who now resides in Uhdaliyah, Saudi Arabia, took her home coming trip. It was awful. In our visit (I went there with VItri as well, then met Maya and Imelda) two of its historical sites, Keraton Kanoman and Kasepuhan were FULL OF GARBAGE! Not to mention it was stingy too. I almost throw up.

We did have wisata kuliner, later I think, the food taste was so-so. then I made conclusion, this city is just over-rated. 

but last weekend, I visited the city again. I had to. Dearest Ragil and Beby got hitched, tied their knots. He already told us his plan a year ago and asked us to free our schedule.

so,de and I, like any other West European (teheeeee) taking train both commuter train to Tanah Abang and long haul train from Gambir Station (Argo Jati it was) to Cirebon.

Eine gute Aussicht aus dem Zug



we discussed our plan in Cafetaria Compartment. i refused going back to those two palaces (Keraton) as I feel that I still can smell how bad the place was. then we came up with Gua Sunyiragi. FOr my non Indonesian readers, gua means Cave. I had expected the similar horrible garbage all around tho.

after we reunited with Kak Indah soon as we arrived in Cirebon, we had Nasi Jambal for lunch, then off we go to Gua Sunyaragi (literally means, lonely soul)

ticket enterance fee : IDR 10,000. there will be tour guide provided for approx 45 minutes of tour, cost IDR 50,000 and you have to pay to the counter, not directly to the guide.Fair enough! 


a bit about the historical site.

it was built in 1700’s by the great grandson of Sunan Kali Jaga. sit on 1,5 hectare land. It is a cave complex hence it was meant as a place for meditating especially for royal family members at that time. the complex has 10 caves, meant to support the meditating process such as food supply, weapon making, meeting room, bed room, guarded room, repairing-soul room a.k.a Gua Padang Hati (aslikkkk! kalau galau ada guanya  sendiri).

IT was carrefully designed. there are hall, a small and dark one , connected one cave to another, others just scattered around.

sometimes  when you get out the caves, you have to bow down as symbol of respect. since there was no AC at that time (ja, natürlich!) there was water container inside the cave, meant to cool down the temperature. mind you, Cirebon lies in seashore! 

And tip from me/us? Just gave the camera to your guide, he knows how to take very instagramable pictures! MOst of the pics taken from De’s iphone. Setdah nih bocah, banci foto abessss….


Guard Tower

And just below this cave, Gua Arga Jumput, there are two doors, and one door is belived to have a direct acess to Mekka, the holy land! As long as you have a pureeeee heart and clean soul.

Gua Arga Jumput

And you know what??? This area is verry veryyyy clean as no street vendor is allowed! ngga ada yang boleh jualan di area ini! SEHR GUT!

Main Enterance


Later at night, we went to Kuningan, another one hour drive, to attend the wedding. IT was beautiful place with GUnung Cermei as the back ground.


Yeah, I wore running shoes! It was part of the deal with the brides.

Congrats once again , love birds! 

#10daysforASEAN Dangerously Beautiful

Menarik sekali topik #10daysforASEAN yang ketiga, saya memang gemas membahasnya.

Tahun 2011 lalu, saya menjadikan Malaysia sebagai tempat menghabiskan cuti 2010. karena iseng cari tiket, pesawat CGK – PNG sangat sangat masuk akal biayanya.
Pendek kata mulailah saya browsing demi menyusun itternary untuk perjalanan ke Penang ini.
Hasilnya, kurang dari 2 jam saya susah dapat gambaran :

  • Naik apa dari bandara ke georgetown (awalnya memilih menginap di georgetown)beserta biayanya.
  • kemana saja di georgetown dan biayanya
  • Bagaimana ke penang Hill, Keh lok sie Temple dan batu feringi beserta biayanya.
  • Jadwal keberangkatan bus dari penang ke ibukota dan biayanya. Serta waktu tempuh.

Bahkan saya ada bayangan jika ingin melanjutkan perjalanan ke Malaka dengan point-point yang hampir sama.
Oh, informasi diatassaya dapat dari website resmi lho! Bukan catatan blogger atau Trip Advisor.

In short , my trip was very memorable.

Disini saya memulai bertanya,
Ada ngga ya informasi untuk  ke Taman Safari Indonesia dari bandara?

Hasil browsing saya saat itu : nil!
Bahkan ketika saya ingin naik Trans jakarta dari Dukuh Atas ke Kelapa ading, sulit mencari tahu via internet harus naik dari koridor apa.
Ini saya, penduduk Tanggerang yang memakai Bahasa Indonesia. Bagaimana jikalau seandainya orang dari negara lain, yang sedang business trip menginap di Le Meridien Sudirman ingin jalan-jalan ke Kota Tua misalnya?

kenapa “Truly Asia” yang diusung Malaysia  berhasil bahkan termasuk 10 negara yang paling sering dikunjungi versi World Tourism Organization PBB ?

Pengamatan dangkal saya: infrastruktur mereka jauh lebih baik sehingga hanya perlu mengemas dengan sedikit sentuhan!

Tanjung Aan jauh lebih menarik dari pantai di Batu Feringgi!
Tapi coba cari info di google, “How to get to Batu Ferringi from airport”

Bandingkan dengan
How to get to Tanjung aan from airport”

Apa yang anda dapat? 😀

Di Tanjung Aan saya sibuk menolak dengan halus pedagang asongan yang menyemut di sekitar saya. Di Batu Feringgi saya foto dengan 1876 pose ajaib 😀 tanpa merasa terganggu.

Di bandara Soekarno Hatta saja belum tersedia  layanan kereta api menuju pusat kota. Tapi dalam waktu 15 menit  via internet,  saya yakin anda mengetahui berapa biaya naik KLIA Express ke pusat kota beserta waktu tempuh dan frekuensi keberangkatan.

Enough said tentang negri jiran.

Saya ingin menampilkan foto-foto perjalanan saya di negeri ini. Semua koleksi pribadi, asal jepret.
Tiga saja :

Bromo

East Java Trip - Oct 2009 031

Tanjung Aan

SAM_0999

Bahkan di daerah yang bukan tempat wisata, dari Majalengka menuju Cirebon cermei

Baru pemadangannya ya? Belum kulinernya, keseniannya, bahasa daerah, aktivitas sehari hari seperti  aktivitas di Sungai Barito, sejarah negeri ini yang dipaparkan oleh puluhan museum atau bangunan tua seperti Keraton Kasepuhan, Cirebon. Ini baru dari Cirebon. Ada berapa banyak kerajaan di Tanah Air ini? Anda bahkan lebih tahu banyak dibanding saya.
Ketika anak saya tampil di Gedung Kesenian Jakarta, hati saya miris. Saya ingat betul acara ini kalah ramai dengan antrian film Harry Potter yang saat itu mulai  beredar. Sangat minim publikasi! Padahal acara ini gratis lho!
Pada festival budaya saat itu disuguhkan pertunjukan tari Natujang yang hanya ditonton kurang dari 1/4 kapasitas penonton. Btw, ada yang tahu darimana tari Natujang ini  berasal? Inipun kalau saya tidak salah mengutip nama tariannya ya.

natujang4

Sehingga menurut saya tagline untuk pariwisata negari ini simple

 Dangerously Beautiful

Tapi….
Mentang-mentang negara ini cantik dan kaya, please don’t take it for granted.
Buang sampah sembarangan, bersabar antri saja susah, parahnya ada abu rokok di keramik koleksi Musium Nasional! Duh!

Kita saja yang local citizen kurang nyaman, apalagi turis!

PR kita masih banyak, sama-sama benahi. Dari diri kita dengan hal paling sepele.

Anda juga tahu dari mana memulainya 🙂

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti Lomba Blog 10 days for Asean