Another Lesson of life

Her ex-husband was in huge debt, frustrated and started to do domestic violence. After years, she filed for a divorce, but she had to move out-together with two children-from the castle.

Bringing two beds and one refrigerator that have to fit in a- 27 sqm – house and leave no more space for other stuffs. I imagine she used to live in a 270 sqm house.what a huge adjustment for three of them.

I asked her, how will she make a living?

She replied : i went to Jakarta by train (2 hours trip, one way) to get these (big bag of plastic utilities such as baskom, trash can, etc) and i brought along these kids with me. So three of us, carried one big bag, in each hands.

I replied : How much would you sell the stuffs?

I started to wonder whether such a price make money ends meet? How many of us need baskom plastik in daily basis anyway?

On her daughter’s birthday, she made tumpengan and pudding, and gave it to me. Still trying to make the days count.

She came with money, life hit her, bad! She broke, really really broke.

She stood up, crawls whatever.

I never heard she yelled at her children.

Other time, I heard she sang together with her children, like they really had time of their life

Now I wonder, what is her secret to stay that calm.

Jangan remehkan, pria yang naik angkot itu…

Ceritanya, saya sama beberapa teman mau ngopi di pojokan jalan Tulodong Atas. Kita punya setengah jam free time sebelum jam istirahat berakhir. teorinya. Prakteknya suka molor…hahahaha

Kita jalan kaki nih, terus ketemu dua anak kinyis kinyis a.k.a generasi milenial ….anak kantor juga. keduanya perempuan. Kami ajak gabung.

Yang satu, seketaris direktorat kami sebut saja Andrina 😉 – memang nama sebenarnya. Satu lagi temannya, sebutnya saja Reni.

Andrina memperkenalkan Reni ke saya yang ruangannya beda lantai.

“Mbak, boss-nya Reni cakep lho!!!” Katanya setengah promosi

“Ohh, pak siapa?”

“pak Andi” (tentu, bukan nama sebenarnya…)

“Ohh… tau! Dulu dia dan istrinya sekantor sama saya. kos-kosan saya dulu sedaerah sama kos dia dan pacarnya — yang sekarang jadi istrinya” saya nyerocos tanpa titik koma.

“Dulu tiap pagi, Andi jemput pacarnya ke kos. Terus mereka jalan kaki bareng sampe ujung jalan raya, naik angkot sama sama ke kantor. Saya suka nunggu angkot bareng mereka. Hampir tiap pagi dulu suka ketemu”

“Dulu kapan mbak?” Tanya mereka antusias…

“Duluuu banget, kalian masih TK kali…17 tahun lalu lah…”

“Oooo soo sweet” sahut mereka serempak.

Tiba tiba Andrina nyeletuk “tuh Ren, kalau ada cowok ke kantor naik Kopaja jangan loe remehkan! 17 tahun lagi bisa jadi dia naik BMW”

Reni dan saya ketawa-tawa.

PS : Mobil Andi itu memang BMW. 17 tahun lalu dia naik angkot ke kantor :))

From Russia with Love

Jumat kemarin, saya banyak dapat hadiah. Nope, it wasnt my birthday. One of the present is this, the most famous tumbler for anak Jakarta. From Starbuck, of course! No, I don’t collect them, my sister does.

What is the name of the doll? Anyone?

Yang ngasih ini, saya panggil Tampubolon.

I call her by her last name 🙂

She just joined the company early last year in a different department from mine. But not until recently I sat behind her.

The sitting arrangement in my office just like any other Japanese Company with no cubicle, go google!

Jadi ya akhirnya sering ngobrol, dari minjam barang-barangnya, nanya lagi baca buku apa dan cerita liburan kemarin ke kemana!

She loves to travel…she lives to travel I guess. Fly 3-4 different countries in a year, countless cities across this country.

Jadi suka penasaran sama cerita dia, terus minta catatan perjalanannya!Setidaknya saya sudah dapat itternary ke NZ (belum di eksekusi sama blio), catatan perjalan dan budget blio ke Australia, Rusia, Vietnam bahkan Pekalongan dan Sulawesi Selatan.

Eksekusi sih ntah kapan. Oh ya, dia bisa bahasa Jerman juga selain bahasa Perancis karena pernah kuliah di dua negara tersebut. Kadang latihan bahasa itu sama blio.

Pulang dari meja dia, saya kerap ngomong gini:

“Tampubolon, gw ambil ya!”

Terus mengambil tumbler Starbuck punya dia.

Dia koleksi kayaknya, tumblernya ganti ganti tiap hari. :))

Tentu saja tidak pernah berhasil, dia akan merebut kembali hak-nya. :))

Hampir tiap hari saya suka isengin dia.

Kemarin Jumat, tiba tiba ada bungkusan di meja saya, dari Ms Tampubolon ini. I recognize her writing style and signature.

Baru sampai rumah saya buka bingkisan itu. Isinya tumbler ini. Antara ketawa senang dan terharu.

Dia “nyiapin” tumbler ini dari waktu dia nonton Piala Dunia kemarin di Moscow.

Diberikan saat yang tepat. Kepada orang yang cunihin kayaknya. Hahahaha

Dan kenapa saya banyak dapat kado? Nanti ya ceritanya. Hahahaha. Pdahal sih gampang ketebak.

Ternyata doaku dikabulkan

Dan saya baru tau hampir 8 tahun kemudian :))

Jadi begini ceritanya, di satu masa saya pernah nulis ini. Intro dikit, Cerita teman kuliah saya, katakanlah si ROMEO, brondong muda belia yang hobi banget tebar pesona. Ya karena saya penebeng setia, tentunya akulah pendengar aktif blio setiap menceritakan jurus baru menggebet gebetan (sounds weird) hahahaha. Muka blio sih suka saya cela pas-pasan tapi banyak wanita cantik yang terperangkap pesonanya bahkan rela diduakan. Soalnya si Romeo punya steady girlfriend yang saya dikenalin juga.

Yaaaa, gimana ngga kenal baik, wong saya nebeng selalu!

In short, seperti yang saya tulis disitu, si Romeo putus cinta sama steady girlfriendnya. Katakanlah Ratu- bukan nama sebenarnya. Pas putus, curhat donk sama Tante di mobil, kenapanya (ketahuan bohong), sampai baca chat mereka di BBM…yoih…masih blackberry messenger saat itu!

Oh ya, karena menurut saya si Romeo waktu itu masih muda belia, saya sih cuek aja blio playboy berat. Gimana ya…wong dia masih muda juga :))

Saya saksi deh gimana nih bocah bisa gombalin 2 cewek berbeda, via telpon – termasuk Ratu, dalam waktu selang 20 menit. Tante geleng geleng nyengir sih.

Yang saya tidak cerita di postingan itu, waktu saya kasih insight ke dia, saya bilang ke Romeo

Gimana ya Rom. Gw tuh suka kasihan sama Ratu kalo loe bohongin dia. Itu anak udahlah cantik, santun (pernah lho, Ratu turun dari mobil Romeo cium tangan saya!), pinter lagi!

setiap loe bohongin dia, gw diam diam berdoa Ratu dapat jodoh lebih baik dari elo! Bukannya loe ngga baik yaaa. Hahahah tapi gw ngerti sih loe masih muda. Mending bandel sekarang”

Tiga tahun setelah saya posting itu — setelah Romeo putus sama Ratu, si playboy bertekut lutut. tobat! Nikah sama finalis beauty pageant! Kece ngga tuh si Romeo!

Saya yang paginya ada race 10K di Kuningan – balik Tangsel- bela belain balik lagi ke Jakarta demi melihat istrinya! Hhahahha

Fast forward sampai dua minggu lalu, waktu saya buka Facebook saya. teman saya katakanlah Pelita, di tag temannya. Foto selfie di suatu ibukota di negara Eropa sana dan temannya yang nge-tag, paling depan. saya merasa pernah melihat teman si Pelita ini…yang ternyata..RATU! Mohon maaf saya kepoh, saya klik profile si Ratu :))

Pendek kata, Ratu ternyata jadi boss teman saya si Pelita! hebat ngga tuh! Ratu kan masih muda banget, punya anak buah yang senior karena memang blio piawai. Lagi di Eropa karena ikut SUAMINYA yang tugas dan dapat kerja di Eropa itu. Hebat ya! Anaknya lucu lucu banget, ibunya cantik gitu!

Hah! Saya langsung ketawa dan cerita sekilas ke Pelita. Ternyata memamg benar, kalau komentarin orang, yang baik baik saja. Ngga pernah tau Malaikat mana yang lewat dan mengaminkan :))

Ternyata doa saya diam diam, diaminkan Tuhan 😉

“Wish me luck Mbak! Take care”

Tadi saya tulis di Path account saya, I’d like to write it down here as well.

Dua tahun lalu, saya kan nulis ini ya. Rasanya saya belum cerita tentang Rian, yang kadang saya panggil Ryan, biar agak bule. The L*wson cashier who learned Japanese by himself, otodidak! Inspirator saya untuk belajar bahasa asing otodidak. Minimal nulis status bahasa lain lah. Biar sok iyeee!

Nah, itu orangnya. oh ya, ever since, Ryan also learn English by himself. Biar dia bisa ngobrol sama customer asing non Japanese. Anaknya emang rame sih, dan berani malu.

Jadi kalau saya kebetulan mau jajan di L*wson, terus dia lagi on duty, I tried to speak English with him. Any conversation related to his job, such as..

how are you

Do you need a plastic bag?

Anything else?

Here, your changes

Etc

Kalau dia ngomongnya salah, saya betulkan. Customer lain suka senyum senyum geli. cuma ya itu, Ryan berani malu.

Acap kali pas saya belanja dia suka teriak “she’s my English teacher”. booo….macam saya ngajar di EF!

Tadi pas mau pulang, saya ketemu dia di Lobby.

Mbakk, I want to say good bye!”

Loh? Resign kemana?

“To Alam Sutra!”

Lalu dia cerita (yang dia upayakan pakai bahasa Inggris juga! Grammar sih berantakan, saya bilang sebodo amat, bukan test IELTs ini!) kalau dia pindahkan ke kantor pusat. He got promoted to Marketing Staff. Wow keren!

“Wah senang donk naik pangkat! Kerja kantoran sekarang!” Lanjut saya ikut senang.

Of course, mbak” lanjutnya sumringah! Biar ngga terlalu sering bolos kalau kuliah”

Jadi ternyata di sela-sela shift dia sebagai kasir, Ryan ini kuliah di bilangan Salemba! Keren sekali ya! Saya angkat topi kedua kali sama anak ini.

Terakhir pas saya pulang dia bilang

Wish me luck, mbak! Take care!”

Saya pun memberi jempol! Malam ini, saya pulang ke rumah dengan hati yang lebih gembira!

Very best luck for you, Ryan! Ich drucke dir die Daumen!